Ada petuah
yang sangat berharga mengenai pentingnya penguasaan bahasa, yaitu “jika
ingin mengenal suatu bangsa, kuasailah bahasanya”. Petuah ini mempunyai
arti bahwa jika kita ingin mengenal, memahami, atau bahkan berdialog dengan
suatu bangsa, baik manusia maupun binatang, maka kuasailah bahasanya. Jika kita
ingin berdialog dengan orang Inggris, maka kuasailah dan gunakanlah bahasa
Inggris. Jika kita ingin berdialog dengan orang Malaysia, maka kuasailah dan
gunakanlah bahasa melayu. Jika kita ingin berdialog, mengerti, atau memahami
ayat-ayat Qualiyah, yaitu al-Qur’an, maka kuasailah bahasa Arab. Lalu, jika
kita ingin berdialog, mengerti, atau memahami ayat-ayat kauniyah, yaitu
alam semesta, jagad raya dan isinya, maka bahasa apa yang harus kita
kuasai? Bahasa apa yang harus kita gunakan untuk memahami? Jawabannya adalah
MATEMATIKA.
Cobalah
perhatikan tata surya. Perhatikan bentuk matahari, bumi, bulan, serta
planet-planet yang lain. Semuanya berbentuk bola. Perhatikan bentuk lintasan
bumi saat mengelilingi matahari, demikian juga lintasan-lintasan planet lain
saat mengelilingi matahari. Lintasannya berbentuk elip. Berdasarkan fakta ini,
tidaklah salah jika kemudian pada sekitar tahun 1200 Masehi, Galilio Galilie
mengatakan “Mathematics is the language with wich God created the universe”.
Melalui penelitian dan penelaahan yang mendalam terhadap fenomena alam semesta,
ilmuwan pencetus Teori Big Bang, yaitu Stephen Hawking akhirnya mengikuti
ungkapan Galilio dengan mengatakan “Tuhanlah yang menciptakan alam dengan
bahasa itu (Matematika)”.
Jika kita melihat ke dalam Al-Qur’an, maka kita tidak akan terkejut atau
mungkin akan mengatakan bahwa ungkapan Galilio ataupun Hawking adalah basi.
Sekitar 600 tahun sebelumnya, Al-Qur’an sudah menyatakan bahwa segala sesuatu
diciptakan secara matematis. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an surat
Al-Qamar ayat 49 berikut
Artinya: Sesungguhnya kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Semua yang ada di alam ini ada
ukurannya, ada hitungan-hitungannya, ada rumusnya, atau ada persamaannya.
Ahli
matematika atau fisika tidak membuat suatu rumus sedikitpun. Mereka hanya
menemukan rumus atau persamaan. Albert Einstein tidak membuat rumus e
= mc2, dia hanya menemukan dan menyimbolkannya. Rumus-rumus
yang ada sekarang bukan diciptakan manusia, tetapi sudah disediakan. Manusia
hanya menemukan dan menyimbolkan dalam bahasa matematika. Lihatlah bagaimana
Archimedes menemukan hitungan mengenai volume benda melalui media air. Hukum
Archimedes itu sudah ada sebelumnya, dan dialah yang menemukan pertama kali
melalui hasil menelaah dan membaca ketetapan Allah SWT.
Pada
masa-masa mutakhir ini, pemodelan-pemodelan matematika yang dilakukan manusia
sebenarnya bukan membuat sesuatu yang baru. Pada hakikatnya, mereka hanya
mencari persamaan-persamaan atau rumus-rumus yang berlaku pada suatu fenomena.
Bahkan, wabah seperti demam berdarah, malaria, tuberkolosis, bahkan flu burung
ternyata mempunyai aturan-aturan yang matematis. Sungguh, segala sesuatu telah
diciptakan dengan ukuran, perhitungan, rumus, atau persamaan tertentu yang
sangat rapi dan teliti.
Perhatikan Al-Qur’an surat Al-Furqan
ayat 2
Artinya: …. Dan
Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.
Mengamati dan menemukan keteraturan, kecermatan, kerapian, dan ketelitian
aturan atau hukum-hukum dalam alam semesta, Albert Einstien dengan penuh
ketakjuban mengatakan ”Tuhan tidak sedang bermain dadu”. Tuhan tidak
sedang main-main, tidak sedang melakukan percobaan, tidak bermain peluang dalam
menciptakan alam semesta. Namun, ungkapan Einstien inipun sebenarnya juga basi,
karena sekitar 1200 tahun sebelumnya Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat
16 menyatakan
Artinya: Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala
yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.
Demikian
juga dalam surat Ad-Dukhan ayat 38 disebutkan
Artinya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dengan bermain-main.
Salah satu kegiatan matematika adalah kalkulasi atau menghitung, sehingga
tidak salah jika kemudian ada yang menyebut matematika adalah ilmu hitung atau ilmu
al-hisab. Dalam urusan hitung menghitung ini, Allah SWT adalah ahlinya.
Allah SWT sangat cepat dalam menghitung dan sangat teliti. Kita perhatikan
ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah SWT sangat cepat dalam membuat
perhitungan dan sangat teliti.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 39 disebutkan
Artinya: Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 199 disebutkan
Artinya: Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 202 disebutkan
Artinya: dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 41 disebutkan
Artinya: Dia-lah Yang Maha cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 62 disebutkan
Artinya: Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar